Tepian Aku

Oleh Maul_MK


Menepi dan berlari membawa mimpi dan hati membalut sepi. Seketika kita membawa cita-cita dan menghempas kisah indah. Dipersimpangan kita pupus setelah berkata kau mengagumi dirinya. Langkah kaki menghentak pandangan dan menyadarkan bahwa kita saling menepi diantara ilalang-ilalang.


Burung-burung berhamburan memekik pergi meninggalkan celoteh lampau kita. Matahari saja enggan menyetubuhi sebab gerimis telah menangis. Mudahnya membalut romansa lalu menghempasnya.


Orang-orang bercerita indahnya kehidupan tanpa politisasi namun aku masih tenang dengan menghirup kahwa sendiri. Ketika patah benar-benar susah maka hidup melulu menyoal lelah. Inilah kita; sepasang insan tak enggan saling mengenang.


Tentang mimpi, tak seorang mengerti. Aku selimuti diri dalam doa agar tidak mudah patah. Patah berbisik pada rembulan agar bersinar menemani sepi untuk terus bermimpi. Mimpi itu aku dekap dalam balutan kisah yang dirangkai dari kata-kata. Salahkah, mimpi itu berdekap dan semakin mendekat?


Amarah telah membakar dalam hati yang berbisik,”acap melempar, akan jatuh jua.”


Kaki menapaki lorong-lorong buntu. Tak ada celah cahaya menerangi langkahku. Tapak kaki menginjak setangkai mawar berduri. Terasa perih selayaknya rasa hati saat ini. Indah namun menyakitkan.

           

Medan


Maul_MK         

            

 

Post a Comment

4 Comments