Jika senja adalah kamu, aku tak ingin ia pergi. Jika fajar menyambut kamu, aku akan berdiri untuk menanti.
Aku tak tahu, saat itu mentari enggan menemani dalam perjalanan. Terik panasnya tak terlihat namun terasa. Tampak keramaian mengitari berbagai bidang. Hentakan lari kecil terdengar secara berulang-ulang. Beberapa merpati menyambut kedatanganku kala itu. Celingak-celinguk menanti kau kembali.
"Tentang waktu, aku berusaha mengerti." pikirku dalam batin.
Kupandangi merpati yang menari menghiasi langit sembari batin merintih,"Dimanakah sajakmu?"
Berkali-kali layar berbunyi. Tetap saja tarian merpati begitu elok hingga aku lupa pada sebuah penantian.
Kau datang lalu pergi, lagi-lagi kau ulangi. Sungguh, penafianmu telah menyadarkan. Getarmu yang getir semakin bergilir menghampiri setiap inci pelarian. Bukan karena aku ragu, lagi pula keadaan ini telah memasygulkan sekat hatiku.
Hasrat dalam mendekap tak mampu membendung rasa ragu. Benar saja, rasa semakin bergejolak dan menjelma dalam nestapa.
Bila kau selalu ada, temukan aku dalam pelangi walau hanya sekali.
Sakitmu telah menghentikan helaian napasku. Hilangkan kata sebab dan karena. Rasa hanya untuk bersama memperjuangkanmu.
Dahulu, duniaku sangat gelap dan terasa senyap. Bercengkerama pada sebuah malam yang kelam. Tenggelam dan mati oleh rasa penyesalan. Tawamu mengibas luka yang semakin menganga. Tak acuh pada laku yang membelah. Bayang-bayang hanyalah khayalan demi mengingat sebuah kenangan. Memang naif.
Kau seolah tak memahami sinar syahdu menemani hari dengan gairah yang meluas. Bukan aku tak tahu, sayap itu telah merangkulmu disela ikrarnya cinta. Jatuh dan tersungkur dalam ruang gelebah.
Perihal merelakan, ajari aku untuk tak ayal bersandar di bahumu. Menghilangkan goresan luka atas kesalahan yang tak pernah aku duga. Lenyapkan segala ego dan kekhawatiran yang telah menyayat relung jiwa. Bila kau mampu, aku takkan ragu.
Kini, sayap merpati terbentang elok menghiasi langit dengan kebebasan tiada balas. Sayap patahnya tak lagi menganga sebab raib di telan semesta. Kau milikmu dan aku milikku.
Medan
8 Comments
Mauuul, aku padamuuuuu ðŸ˜❤️
ReplyDelete"kau milikmu dan aku milikku" -Maul_MK-
ReplyDeletePesan tiket ke mars dong, Ul 😂
Maul pecah telur setelah beberapa tahun huhuhu
ReplyDeleteSelalu pantau kamu ga up lgi dapat notif muncul ke permukaan. Gimana udah siap dgn saya? 🤣
ReplyDeleteBaca tulisan maul sambil denger lagu Ziva Pilihan Yang Terbaik feel-nya dapet banget ðŸ˜
ReplyDeletePlis, jan ilang lagi ya Ul. Miss u🤗
ReplyDeleteKesayangan emak pecah telur. Kenapa gk prnh gagal buat emak makin galau sih? Sukses terus anak emak ✨
ReplyDeleteDahlah, malam-malam galau dibuat maul!
ReplyDelete