Sadrah

 

Oleh Maul_MK

Tuhan, 

haruskah aku bersedih setelah apa-apa yang terjadi?

Kesenangan itu datang dan tertinggal kenangan. Aku terdampar, tertampar dan tampak samar. Lukisan dipaksa tersenyum sebab nestapa telah mendekap. Malam saja tak lagi kelam sebab nayakina tak mampu terpejam.

Tuhan, 

menetaplah! Redam perlahan dan rangkul atas kesetiaan.

Bab ini sungguh belenggu. Dermaga bertepi dan bertemu namun tidak membantu hingga lacuna tertawa malu. Dalam aksa melewati celah masing-masing. Berkali-kali dan jerah. Dunia memang anintya tapi lelahku juga tak terbalas kidung-kidung rindu oleh-Mu.

“Berbenahlah untuk dirimu!” kata-Mu.

Tuhan,

Kau salah memahami. Mudah saja menoleh demi keinginan baru; berputus asa dan patah. Dunia telah berwarna abu-abu. Enggan terpuruk dalam kejaran nyata yang terengah-engah. Aku mengarah ke belakang namun kebodohan mengoyak luka lampau. Akankah bertepi kembali?

Tuhan,

Biarkan begini!

Medan

Maul_MK