Oleh Maul_MK
Pada cermin ada tanya yang mengadu ragu. Bayangan itu melontar kata yang beribu.
Jembatan pikiran seolah buntu.
Bertanya-tanya, "Siapa aku?"
Hati meronta, menyelami isi kaca.
Tampak rupaku yang serupa, tampak tubuh nan memesona, tanpa perangai yang telah ditanggalkan pada dunia.
Kunyalakan lilin. Tangan berupaya mengatup dan menunduk pada leluhur. Mata tertutup sembari memohon namun aku, siapa aku?
Kulepaskan lampion setelah menulis impian lalu membiarkannya melayang-layang bersama burung menghiasi langit-langit dan perlahan pamit. Dia telah bebas. Namun aku masih, siapa aku?
Kubentang kain, bersujud lalu menengadah. Masih saja, siapa aku?
Kembali menatap cermin. Ada rupa yang masih bertanya.
Tubuh dekil terasa menggigil. Seakan kematian datang tanpa enggan. Lelah.
Akhirnya, menyerah diatas ranjang. Gelap.
Lorong hitam itu telah aku temui duri mawar melukai langkah. Bercucuran sudah darah.
Langit-langit bilik terus aku pandang. cahaya lampu bergeming. Apakah aku gemintang atau sekedar layang-layang?
Ketika diam mengistimewakan seribu tanya, lantaskah aku berkata?
Ukiran bait-bait kata sebagai bukti sesak perih yang menusuk hati. Teriakan itu berkali-kali melengking melewati gendang telinga, merasuk hati, dan rasa trauma yang semakin menganga.
Hari ini, aku ukir kata yang menggerogoti rasa.
Petala tanya telah merusak rongga dada hingga aku tidak dapat berkata apa-apa.
Mawar hitam tampak menundukkan tubuhnya seolah lelah atas tanya yang semakin hari semakin merajalela. Aku, masihkah siapa aku?
Aku adalah mahaparana diantara singgasana para anak dara yang kau singgahi. Kembali!
Dunia tak seindah bayangan saat ini. Berhenti!
0 Comments